Tanda Kehamilan Awal
Tanya :
Apa sih tanda-tanda awal kehamilan, sebelum kita tahu positif hamil atau sebelum telat menstruasi berikutnya?
Jawab :
“Kalau aku sich yang kedua ini emang pakai ‘rasa’ deh…pakai rasa pusing, sakit kepala, BT, vertigo, mual dsb-nya deh yang gak enak sebelum test dan sebelum nyampe siklus mens berikut. Suami ikutan vertigo. Nah jaman anak pertama sich malah gak pakai rasa apa-apa, santai aja, tahu-tahu sudah 6 minggu. Malah suami yang dapat tanda2 orang hamil. Mual, pusing, vertigo, sampai bolak-balik ke dokter dan tetap dinyatakan sehat. [Ma]
“Wah kalau aku dulu nggak ada tanda-tanda yang menyolok, nggak mual dan muntah, cuma kok porsi selera makan itu kayaknya kok nambah. Jadi paling aku kalau udah telat dateng haid baru deh test pack. [Sg]
“Aku waktu itu ngerasain perutku mules mules kayak mau datang bulan dan itu rasanya persis banget, jadi aku pikir aku nggak hamil kan, tapi yang agak beda tuch, aku jadi nggak bisa nyium bau yang aneh-aneh rasanya langsung mual. [DwA]
“Kalau aku dulu sama yg pertama, sebelum ketahuan hamil aku udah merasa ada sesuatu diperut bagian bawah (pokoknya lain aja deh perasaan), malah aku sampe ngerasain perutku sakit banget pas udah agak lama main bowling, kayak kram gitu. Kalau waktu yg kedua, sih mual-mual. [Kl]
“Nah pernah satu kali udah waktunya mens (mens aku khan selalu tepat hari) seminggu ta tunggu2 kagak mens, eh seneng juga nich sampe beli test pack eh masih negatif. Eh pas seminggu dari hari seharusnya mens eh aku mens sedikit sekali terus besoknya udah gak mens lagi. Terus aku call mamaku katanya bisa jadi itu aku hamil, terus 3 hari kemudian aku test pack eh bener hamil. Udah gitu pas tau aku hamil, langsung tubuhku berasa mual otomatis, semeriwing (apa yach bahasanya) pokoknya gak enak badan deh. Terus pas hamil kedua eh gejalanya sama mens satu hari terus besoknya gak mens langsung positif, emang sich ada orang yg model aku dapat mens cuma sehari sedikit sekali gitu. [Sd]
“Kalau saya sih beberapa hari menjelang jadwal mens datang udah ngerasa kalau hamil, soalnya sering cepat pusing kalo jalan nanjak dan agak jauh padahal biasanya nggak. Terus pada hari seharusnya mens di sore hari (maghrib) malamnya saya pake EPT dan ternyata hamil. Mungkin cepat cape dan pusing yang nggak biasanya bisa jadi tanda awal hamil lantaran asupan oksigennya terbagi. [Rm]
“Pas harusnya aku dapet mens kayaq mens beneran cuma darahnya dikiiiit banget, terus udah stop. Terus kaki rasanya pegeeeeeeel banget kayaq abis jalan jauuuuuh sekali, ngilu-ngilu deh sekujur tubuh. Badan rasanya kayaq masuk angin sampai sempat kerokan segala malah karena ngga tau lagi hamil. [DwT]
Ciri-ciri ibu hamil
Informasi tentang ciri-ciri orang hamil tentu saja sebuah informasi yang harus diketahui oleh setiap wanita, terutama mereka yang sudah menikah. Tujuan dari mengetahui ciri-ciri orang hamil ini adalah untuk mengetahui secepatnya bahwa ada janin yang tumbuh di dalam perut sehingga si ibu dapat mempersiapkan dengan baik untuk pertumbuhan optimal si jabang bayi.
Berikut adalah beberapa ciri-ciri awal orang hamil yang harus diketahui oleh semua calon ibu sehingga dapat mempersiapkannya dengan baik;
1. Terlambat datang bulan atau terlambat menstruasi. Tentu saja hal ini ciri-ciri orang hamil utama karena sel telur yang biasa meluruh telah dibuahi dan menjadi jabang bayi. Namun, ada beberapa orang yang masih bingung apakah ia hamil atau tidak; ketika berhenti menstruasi selama satu sampai tiga minggu dan kemudian menstruasi kembali. Gejala semacam ini banyak dialami oleh para wanita. Biasanya siklus menstruasi memang akan tidak teratur ketika si wanita tersebut sedang stress atau terlalu banyak kegiatan dan kecapekan. Untuk lebih jelasnya, anda dapat melakukan tes kehamilan dengan test pack atau ke dokter kandungan.
2. Terdapat beberapa perubahan pada bentuk payudara. Ciri-ciri orang hamil yang satu ini hampir sama ketika seorang wanita akan menstruasi; payudara mengencang dan lebih berisi, dan terkadang terasa sakit bila tersentuh dan juga gatal. Cirri ini merupakan persiapan tubuh terutama payudara untuk menyusui si jabang bayi.
3. Sering merasa mual dan kemudian muntah di pagi hari. Ciri-ciri orang hamil yang satu ini merupakan cirri yang sangat umum dirasakan oleh semua calon ibu terutama di tiga bulan pertama kehamilan. Pada masa ini si ibu akan lebih sensitive terhadap bau-bauan tajam dan kemudian merasa mual dan muntah.
4. Di awal kehamilan, si calon ibu akan lebih sering buang air kecil. Ciri-ciri orang hamil seperti ini akan dialami hingga 12 minggu.
5. Ngidam atau memiliki selera makan yang tidak biasa. Karena mual yang dirasakan, biasanya si ibu lebih menginginkan makanan yang berasa asam dan segar untuk meredam rasa mual.
Demikian beberapa ciri-ciri orang hamil yang patut diketahui oleh semua calon ibu agar tidak lagi merasa bingung apakah anda sedang dalam keadaan berbadan dua atau tidak. Untuk meyakinkan diri anda atas ciri-ciri orang hamil tersebut, sebaiknya anda melakukan pemeriksaan dengan test pack atau langsung periksakan ke dokter. Dan jangan lupa untuk selalu melengkapi asupan gizi agar si jabang bayi dapat tumbuh dengan sehat.
Persiapan Ibu Hamil
Persiapan kehamilan tentu saja merupakan sesuatu yang lumrah dan dilakukan oleh hampir setiap pasangan terutama mereka yang baru saja menikah. Karena buah hati pertama adalah buah hati yang paling spesial dan selalu dinantikan, maka persiapan kehamilan yang optimal sangat perlu dilakukan agar si jabang bayi dapat tumbuh sehat.
Ya, apabila anda menginginkan keturunan yang berkualitas dan sehat ketika dilahirkan, anda perlu membuat persiapan kehamilan dengan sebaik mungkin. Beberapa tips dibawah ini juga dapat digunakan sebagai acuan anda untuk mempersiapkan kehamilan dengan baik;
Persiapkan waktu khusus untuk persiapan kehamilan tersebut, maksudnya; kehamilan terbaik merupakan kehamilan yang sangat terprogram. Dengan waktu yang tertata dengan baik, anda tentunya tidak akan terlalu sibuk, stress, ataupun capek untuk mempersiapkan kehamilan.
Jaga kondisi kesehatan dengan baik termasuk berat badan. Dalam persiapan kehamilan dengan kesehatan optimal dan berat badan ideal, seorang ibu akan lebih siap dengan memproduksi sel telur yang sehat sempurna untuk kemudian dibuahi dan menjadi janin yang sempurna pula.
Jaga asupan gizi dengan baik, seimbang serta hindari makanan cepat saji dan yang mengandung bahan kimia.
Makanan alami yang mengandung asam folat tinggi merupakan pilihan tepat untuk selama persiapan kehamilan. Asam folat adalah zat yang akan berperan penting dalam pertumbuhan otak yang terjadi pada bulan pertama hingga 12 minggu pertama kehamilan.
Jika menurut anda vitamin yang anda konsumsi tidak cukup banyak dan anda memerlukan tambahan suplemen, kunjungi dokter kandungan untuk melakukan konsultasi karena ada sebagian vitamin yang tidak baik dikonsumsi berlebih oleh ibu hamil, terutama vitamin A.
Tingkat kesuburan juga dapat berkurang ketika si calon ibu mengkonsumsi obat – obatan. Maka dari itu, sebaiknya hal ini juga dikonsultasikan dengan baik pada dokter anda dan kemudian anda akan memiliki persiapan kehamilan yang optimal.
Hindari asap rokok, alkohol, polusi udara dalam waktu lama dan sebagainya. Dengan menghindari semua itu, bayi anda akan tumbuh sempurna dan sehat.
Berolah raga juga merupakan persiapan kehamilan yang baik. Anda dapat mempersiapkan fisik dengan baik, meningkatkan kesuburan serta kualitas hubungan dengan melakukan olah raga teratur. Selain itu, fisik yang kuat akan sangat membantu saat proses persalinan.
Persiapan kehamilan juga akan sangat didukung oleh pikiran yang rileks. Jadi anda tidak perlu berusaha keras dalam program kehamilan tersebut. Nikmati saja kebersamaan anda berdua serta berusaha dengan baik untuk keberhasilan program.
Mengatasi Mual Saat Hamil
Anda senang anda hamil, tapi bingung karena tiada hari tanpa rasa mual?
Mual dan muntah pada saat hamil muda adalah hal yang wajar. Biasanya hanya akan berlangsung selama 3 bulan pertama, walau ada satu dua kasus yang mengalami mual selama kehamilan berlangsung. Pada umumnya, rasa mual ini hanya timbul di pagi hari, berikut cara mengatasi rasa mual pada saat hamil:
* Jangan sampai anda merasa lapar, lambung yang kosong akan meningkatkan rasa mual
* Gunakan jahe pada menu sehari-hari, bisa juga berupa minuman.
* Jangan lupa banyak minum air putih.
* Pastikan perut anda tidak kosong ketika minum vitamin / suplemen
* Pada saat sedang tidak mual, gunakan waktu ini sebaik-baiknya untuk makan makanan bergizi dan sedikit berolah raga
* Selalu siapkan crackers kemanapun anda pergi, makan satu buah sebelum anda mulai beranjak dari tempat tidur di pagi hari
* Hindari makan makanan yang pedas dan berlemak tinggi, terutama goreng-gorengan.
* Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung vitamin B, karena vitamin B diketahui dapat mengurangi rasa mual
Gizi Untuk Ibu Hamil
Pemenuhan gizi ibu hamil adalah yang terpenting pada masa kehamilan. Dengan mendapatkan gizi yang seimbang dan baik, ibu hamil dapat mengurangi resiko kesehatan pada janin dan sang ibu. Oleh sebab itu, memperhatikan asupan makanan dan juga nutrisi sangat penting dilakukan oleh ibu hamil maupun keluarganya.
Gizi ibu hamil sebetulnya tidak jauh dari gizi untuk pola makanan sehat. Hanya saja, adanya janin di kandungan mengharuskan ibu hamil ekstra hati-hati dalam mengkonsumsi. Misalnya, kopi atau teh yang tidak berdampak langsung pada seorang wanita, tetapi pada ibu hamil akan mengurangi asupan zat besi bagi janin.
Nah, zat makanan apa saja yang termasuk gizi ibu hamil?
Kalori, diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Kalori dapat diperoleh dari makanan yang merupakan sumber karbohidrat dan lemak. Misal : nasi, umbi-umbian, susu.
Gizi ibu hamil kedua adalah : protein, sebagai zat pembangun diperlukan bagi tumbuh kembang janin. Protein terdapat pada : daging, ikan, telur maupun kacang-kacangan.
Zat besi juga merupakan kebutuhan gizi ibu hamil yang tidak bisa dikesampingkan. Zat besi mengurangi terjadinya anemia juga berperan dalam pembentukan sel darah merah hemoglobin (yang mengangkut oksigen dalam tubuh) terdapat pada daging, ikan dan hati.
Asam folat dibutuhkan ibu hamil untuk perkembangan janin dan mencegah kecacatan pada otak dan tulang belakang. Juga mencegah janin lahir prematur. Asam folat banyak terdapat pada sayuran hijau, jus jeruk, kacang-kacangan dan juga gandum.
Gizi ibu hamil berikutnya adalah : kalsium. Kalsium berperan pada proses pembentukan tulang dan gigi janin. Produsen kalsium yang paling baik adalah susu, keju, yogurt, ikan teri.
Vitamin C, dibutuhkan ibu hamil karena mengandung banyak antioksidan yang berguna melindungi jaringan organ tubuh dari kerusakan serta mengirimkan sinyal kimia ke otak. Bagi ibu hamil, gizi ibu hamil yang diperlukan dari vitamin C sebanyak 85 mg per harinya.
Vitamin A juga diperlukan oleh ibu hamil untuk kelengkapan gizinya. Vitamin A berfungsi pada imunitas, penglihatan dan tumbuh kembang janin. Vitamin A ada pada sayuran berwarna kuning atau hijau, kuning telur.
Selain itu, gizi ibu hamil lainnya yang dibutuhkan antara lain vitamin B1, B2, asam pantotenat, niasin (vit.B3 yang larut air). Juga vitamin B6 dan B12 yang berperan dalam pembentukan sel-sel darah merah, DNA dan metabolisme asam amino.
Apa akibat dari kekurangan gizi ibu hamil? Ibu hamil yang kekurangan gizi dapat mengakibatkan terjadinya keguguran, bayi lahir prematur, kematian janin, kelainan sistem syaraf pusat bayi maupun perkembangan yang tidak normal.
Selain memperhatikan asupan makanan pada gizi ibu hamil, ibu hamil juga perlu memperhatikan anjuran untuk tidak melakukan program diet, meminum minuman beralkohol dan kafein, maupun obat-obat herbal (jamu) tanpa konsultasi dokter. Sedangkan untuk olahraga, ibu hamil tetap dapat melakukannya dengan pantauan dokter.
Yang penting dalam pemenuhan gizi ibu hamil bukan pada kuantitasnya, tetapi kualitas dan keseimbangan komposisi yang cukup.
Pantangan Ibu Hamil Muda
Pada masa-masa awal kehamilan, ada beberapa pantangan makanan dan minuman. Ibu yang sedang hamil muda sebaiknya tidak mengkonsumsi:
Teh
Kopi
Masakan kambing
Durian
Nangka
Masakan yang tidak matang
Makanan yang berminyak
Ibu yang sedang hamil muda pun sangat disarankan untuk mengkonsumsi:
Air putih yang banyak
Susu
Sayur-sayuran
Vitamin
Bidan Atau Dokter Kandungan
Untuk pertolongan melahirkan, apa bedanya dengan menggunakan jasa dokter kandungan dan bidan?
Tanya:
Untuk pertolongan melahirkan, apa bedanya dengan menggunakan jasa dokter kandungan dan bidan ? Apa yang menyebabkan kalau dengan bidan, biayanya menjadi lebih murah ? Apakah kalau melahirkan dengan bantuan bidan, vagina (V) kita tidak dijahit ? [Id]
Jawab:
Aku coba jawab ya, tapi ini juga menurut perkiraanku saja. Kenapa di bidan lebih murah? karena sekolah untuk jadi dokter kandungan mahal sekali biayanya dan lama sedangkan jadi bidan lebih murah dan cepat. Kalau dokter kandungan memberikan tarif murah, kapan BEP nya ? ntuk
proses menolong orang lahir tehniknya sama saja kali ya. Bidan sepertinya lebih ahli kalau menolong orang lahir, karena dia lebih banyak menemukan dan menyelesaikan kasus. Kalau dokter kandungan kebanyakan menyelesaikan kasusnya dengan cectio. Kebanyakan, tapi tidak semua, banyak juga dokter kandungan yang tidak menyarankan cesar. Selama kehamilannya baik2 saja, kalau masalah jahit menjahit, tergantung bidannya juga. tapi kalau melahirkan sama kakakku pasti tidak akan di jahit [Dw]
Kalau V nya digunting, ya harus dijahitlah, masak sudah digunting dibiarkan begitu saja. Kalau kakakku tidak suka main gunting, jadi mulus, paling lecet sedikit. V itu kan elastis sekali, kecuali yang bayinya besar, mau tidak mau harus di gunting juga, tapi sedikit, biasanya untuk anak kedua dan seterusnya tidak pernah ada acara gunting menggunting. Seperti aku dulu, dokternya main gunting saja, padahal bayiku cuma 2,7 dan prosesnya juga mudah, hamilnya normal. Tapi karena dokternya tidak sabar, maunya cepat2 saja, lebih enak digunting, biar cepat keluarnya. Kebetulan waktu aku lahiran ditemenin sama kakakku, dia kesal sekali sama dokter itu, tidaksabaran, orang sudah mau lengkap pembukaanya masih disuruh jalan2 saja, dokternya malah pergi2 terus, walaupun aku sudah di ruang bersalin, dokternya datang benar2 detik terakhir, sudah guntingnya banyak sekali, jahitannya juga tidak bagus. Yang ada habis melahirkan, aku dimarah- marahin, gara2 tidak mau melahirkan sama kakakku [Dw]
Aku dua kali melahirkan,keduanya dengan bantuan bidan. Saat kontrol, keduanya dengan dokter kandungan, tapi berhubung dekat rumah ada tetangga (bidan) yang punya klinik bersalin dan alhamdulillah selama hamil tidak ada masalah apa2 ya aku melahirkan dengan bantuan tetatidaku itu. Sebenarnya selain pertimbangan dekat rumah, aku juga sudah kenal beliau sejak kecil, jadi rasanya lebih nyaman saja melahirkan dengan bantuannya. Terus kalau soal jahit-menjahit sama saja ya, tetap saja dijahit walaupun digunting dulu karena katanya supaya hasilnya lebih rapi. [DwI]
Aku itu takut sekali dengar kata2 dijahit sehabis melahirkan. Dan waktu habis melahirkan kemarin, ternyata ari2nya putus dan ketinggalan. Dicoba untuk di ambil pakai tangan ternyata tidak berhasil. Akhirnya diputuskan untuk di kuret. Wah … waktu bangun aku malah senang karena tidak merasakan rasanya dijahit. Hanya 2 jahitan. Kira-kira kalau nanti melahirkan anak kedua, boleh tidak ya minta di bius sebelum di jahit biar tidak terasa lagi. [Wl]
Justru yang bagus itu, waktu dijahit kitanya dalam kondisi sadar. Anak pertama lahirnya lumayan susah. Waktu dijahit akunya dibius total sama dokternya, mungkin biar enak kerjanya dan aku tidak rese. Sembuhnya lama, 2 mingguan masih sakit kalau buat duduk. Waktu anak kedua, lahirnya super mudah, waktu dijahit tidak pakai dibius (waktu itu juga dapat dokter yang sabar dengar keluh kesahku selama dijahit, aduuh, duh…masih banyak tidak jahitannya ? kok tidak selesai-selesai dok, sembuhnya cepat sekali, 3 hari sudah tidak terasa apa-apa. Sepertinya lebih baik sakit sedikit selama dijahit, yang penting cepat sembuh. [Vt]
Kalau aku, karena sudah merasakan sakitnya induksi selama berjam2, waktu dijahit sudah tidak terasa, malah tidur nyenyak. Katanya karena lelahnya, senangnya, dan bahagianya si kecil sudah muncul, jadi dijahitpun (apa diobras ya) aku sudah tidak merasakan sakit nya. [An]
Menurut info temannya, teman aku yang di Amerika, katanya disana dokter2 muda pakai teknologi back to nature, katanya pada saat lahiran pakai minyak yang dioleskan supaya V lebih elastis dan tidak perlu gunting-jahit, enak sekali ya, apa disini-(Indonesia) sudah bisa seperti itu ya? [Shr]
Jadi keingat dulu waktu ikutan maternity class perawatnya menerangkan katanya kalau tidak digunting robekannya jelek, jadi digunting biar rapih, ya sudah mendengarnya begitu aku manut saja karena menurutku itu make sense, waktu melahirkan sudah pasrah di cekris2 sama dokternya, saat itu tidak terasa apa2 masih sakitan mules2nya, waktu disuntik kebal didaerah V aku juga masih tidak apa2, tapi waktu lagi dijahit dan tidak selesai2 aku baru marah ke dokternya Dokternya ketawa saja sambil nenangin aku, akhirnya biar tidak kerasa aku berSMS-an saja kirim2 info kelahiran anakku ke temen , sempet2nya ya [Ri]
Kalau, aku 2 kali melahirkan beda rasanya, yang pertama digunting (episiotomi kalau tidak salah namanya), habis itu ngeden langsung serasa loncat bayinya. Tapi yang kedua tidak digunting, wah ternyata lebih sakit kalau sobek sendiri, sepertinya malah tidak bagus sobeknya dan agak panas rasanya, dan menjahitnya jadi lebih lama, mungkin karena tidak beraturan sobeknya. Jadi menurutku lebih bagus diepis, selain tidak terlalu sakit, juga lebih rapi pasti jahitannya. [Er]
Kalau aku dan juga ibus disini pasti juga mengalami, setelah usia kandungan 8 bulan sehari sekali minum 1 sendok makan minyak kelapa murni dan Puji Tuhan efek juga buat aku yang merasakan lahiran normal. [KV]
Setelah melahirkan anakku 2,5 tahun yang lalu aku sempat mikir kalau kelak aku hamil lagi dan melahirkan, aku akan pilih dibantu bidan saja (sebelumnya aku di dokter) tapi tetap melahirkan di rumah sakit (kebetulan fasilitas itu ada di rumah sakit tempat aku melahirkan anakku). Tapi waktu aku berpikiran begitu, tiba-tiba di sebuah milis yang aku ikuti ada seorang ibu yang tidak tega berbuat seperti itu karena takut nanti anak yang ke-2 akan bertanya kenapa kakaknya lahir di rumah sakit dengan dokter sementara dia di bidan. Mungkin terdengar aneh dan ajaib kenapa aku mendengarkan pendapat itu, karena bu, aku mengalami sendiri saat aku mau punya adik. Saat itu usia mamaku sudah 36 tahun dan aku sudah kelas 6 SD, calon adik terakhir memang dan buat mama-ku was-was karena usia yang sudah 36 tahun, karena itu mamaku berencana akan melahirkan di rumah sakit besar di surabaya (takut nanti ada apa-apa), sementara aku dan adik-adikku yang lain dilahirkan di sebuah rumah bersalin (tapi tetap dibantu dokter). Percaya tidak bu, saat itu aku protes ! Aku masih ingat bentuk protesnya, aku langsung tanya ke mamaku kenapa aku dan adik-adik lahir di sebuah rumah besalin tapi nanti adik bayi ini lahir di rumah sakit, aku bilang mama tidak adil. Saat ini kalau aku memikirkan kembali, kok bisa ya aku berbuat seperti itu. Entahlah, aku jadi berfikir lagi, apakah aku mau nanti anakku begitu ? Oh iya, akhirnya mamaku melahirkan di tempat aku dulu dilahirkan, di sebuah rumah bersalin di daerah pacar keling surabaya. [Rn]
Jadi mau ikut komentar soal dijahit setelah melahirkan. Sepengetahuan saya, kenapa dokter kandungan lebih mahal dari bidan, ya seperti yang dijelaskan sama ibu2 sebelumnya, kalau soal keilmuan memang DSOG lebih banyak ilmunya ketimbang bidan, untuk jadi DSOG harus sekolah di kedokteran umum minimal 7 tahun, lalu sekolah di spesialis sekitar 5 tahun, kalau untuk jadi bidan setahu saya setingkat dengan D3 jadi mungkin di situ bedanya kenapa untuk DSOG bayarannya lebih mahal, penghargaan dari keahlian dan keilmuannya. Kalau soal pengalaman, bisa jadi pengalamannya bidan lebih banyak, tapi pengalaman saya pribadi yang pernah mengikuti kerjanya DSOG dan bidan, tetap saja pengalaman yang sedikit dengan based ilmu yang ukup dan dalam lebih baik daripada pengalaman banyak tanpa pemahaman ilmu yang cukup. Bukan berarti disini saya bilang bidan lebih bodoh dari pada DSOG, bahkan banyak juga DSOG yang belajar dari para asistennya yang nota bene adalah para bidan. Namun tetap saja ada batasan tertentu yang tidak boleh dilakukan oleh bidan dan harus konsul serta dilakukan oleh DSOG, bidan tidak boleh memaksakan diri kalau pasiennya mempunyai kelainan dalam proses bersalin, seperti halnya dokter umum dalam menerima pasiennya, bila dalam pemeriksaan pasiennya harus konsul ke dokter yang lebih ahli (spesialis), dokter umum sebaiknya tidak memaksakan diri untuk tetap ngotot menangani pasien tersebut. Jadi sepanjang kehamilan kita normal saja dan sehat, melahirkan di bidan pun tidak masalah, selain biasanya bidan itu lebih telaten juga biayanya lebih murah, tapi kalau dalam perjalanan kehamilan dan proses melahirkan kita ada masalah sebaiknya memang ditangani oleh dokter ahli. Kalau soal dijahit tidaknya setelah melahirkan, setiap persalinan anak pertama,
baik itu beratnya kecil, sedang atau besar, maka dalam ilmu kedokteran wanita yang baru pertama kali melahirkan harus digunting vaginanya (episiotomi), dengan alasan, jalan lahirnya belum pernah teruji untuk melahirkan anak, jadi belum bisa diperkirakan seberapa elastis jaringan vaginanya, kedua untuk mencegah robekan yang tidak beraturan dimana dalam merapikannya (menjahitnya) lagi lebih sulit dan lebih lama dalam penyembuhan.
Episiotpmi dilakukan dimana si ibu merasakan puncak rasa sakit ketika melahirkan jadi rasa sakit akibat guntingan tersebut bisa dijalin tidak akan kerasa. Baru pada anak kedua dan seterusnya dilihat berat bayinya juga riwayat persalinan sebelumnya, kalau pernah sukses dengan melahirkan bayi dengan berat diatas 3 kilo biasanya tidak digunting lagi, tapi ini pun dilihat lagi, apakah jaringannya sudah cukup elastis tidak, kalau dinilai kaku dan khawatir malah robek kemana-mana, ya akhirnya lebih baik digunting lagi. Ini jauh lebih baik, ketimbang robek kemana-mana, soalnya suka ada yang sampai ke anus robeknya. Dan soal jahit menjahitnya, kalau yang digunting, ya memang harus dijahitlah, dengan jahitan ini luka akan lebih cepat sembuh. Kalau yang tidak digunting, dilihat juga kalau robekannya luas ya harus dijahit kalau tidak malah nantinya bentuk vaginanya aneh dan jelek, kasian suami kita ya. Kalau soal bius tidaknya waktu dijahit setelah mealhirkan, hati-hati kalau ditawarin bius total, kalau pengalaman saya lebih baik tidak usah sampai dibius total, resiko bius total jauh lebih besar daripada menahan sakit ketika dijahit, dijahit, paling lama menahan sakitnya 20-30 menit, malah biasanya tidak sampai segitu lama, kalau dibius total, aduh lebih seram, efek sampingnya. [Hm]
Kalau aku baru sekali melahirkan, tapi ditangani oleh 2 bidan and 1 dokter (standart rumah sakit sepertinya), tapi waktu lihat tagihan biaya dokternya saja tidak sampai 800rb (lebih murah dari tagihan bidan terkenal di cilegon), aku sendiri merasa lebih nyaman kalau melahirkan di RS dengan dokter, karena kalau di bidan dan terjadi sesuatu tetap saja dioperkan ke dokter, ya kenapa tidak sekalian di rumah sakit kalau masalah sakit, dijahit, sama saja kali ya. apalagi aku sempat dirogoh buat ambil plasentanya yang ketinggalan. Tapi sempat ketawa waktu lihat bayinya mirip sekali sama aku. Kalau tahu boleh minta bius, kenapa dokternya tidak bilang ya ? [Tr]
Aku sudah kepikiran soal seperti ini, (soalnya pernah punya pengalaman seperti ini tapi kasusnya beda) makanya waktu aku hamil kedua kemarin selain tetap dengan dsog yang sama, aku juga berusaha sebisa mungkin dapat kamar yang sama waktu melahirkan abang, sampai pesan2 sama susternya, alhamdulillah mulai dari kehamilan yang baik2 aja sampai lahiran, sesuai dengan keinginan, terus ada satu yang aneh dan tidak di sengaja sebetulnya, dulu aku kirim foto anakku untuk ayahbunda, dan dimuat hanya dengan sekali kirim, waktu giliran adiknya aku coba sampai sekarang ini, tidak tembus2, disini kelihatanlah kalau rejeki anak memang berbeda2 [Rm]
Kalau boleh memilih lagi, nanti waktu melahirkan anak ke-2, aku maunya tetap melahirkan di bidan seperti anak pertama. Jadi semasa hamil aku kontrol di rumah sakit dan di bidan, tujuannya biar kedua-duanya tetap punya catatan kehamilanku. Alasan melahirkan di bidan :
1. dekat sekali sama rumah, tetangga, orang tua, saudara, kalau mau lihat tinggal jalan kaki, jadi kalau ada yang ketinggalan tinggal balik saja ambil ke rumah.
2. ruang VIP nya sama dengan yang di rumah sakit, jadi aku dapat 1 kamar yang lumayan luas (4×7 m kalau tidak salah) dengan 2 tempat tidur (yang 1 berarti buat suami yang menemani tidur di sana), kursi tamu+meja, tv, ac, kamar mandi dalam plus kulkas yang di isi buah2 an (di ganti tiap hari dengan gratis) dan teh botol (sehari dapet jatah 6 botol gratis juga).
3. murah, dengan pelayanan seperti itu, 4 hari 3 malam aku total cuma bayar 2 juta saja termasuk akte lahir. Jadi ? Marilah melahirkan di bidan [Tt]
Aku waktu di jahit di bius total, sepertinya tidak ada efek sampingnya. Efek sampingnya hanya satu. Karena aku alergi sama banyak obat termasuk obat bius, jadi waktu bangun, mukaku bentol-bentol. Di biusnya juga tidak lama, karena waktu bangun, aku masih di kamar operasi. Kata suamiku tidak sampai 30 menit. Dan nanti kalau anak kedua, aku mau minta di bius lagi. Tapi bolah tidak ya sama dr.ku ? [Wl]
Boleh tau tidak efek sampingnya bius total waktu proses jahit. Aku sempat iri sama iparku yang dua kali melahirkan dibius total waktu lagi dijahit, enak sekali melihatnya. Aku dulu tidak dibius total, sampai sekarang masih keingat sama sakitnya. Sempat mikir, next time aku mau minta bius saja. [Rt]
Maaf ya, kalau kesannya jadi menakut-nakutkan, Saya khawatirnya salah persepsi, yang dimaksud bius total disini beda dengan yang dimaksud dengan persepesi saya. Kalau bayangan saya namanya bius total berarti diberi anestesi total seperti persiapan operasi, ini yang saya maksud, bius total seperti ini tentunya harus dengan persiapan matang dan pemeriksaan lebih teliti, karena memang resikonya tidak kecil. Karena jenis anestesi atau pembiusan banyak macamnya dengan berbagai obat dengan kegunaan masing-masing, mungkin bisa jadi ang
dimaksud bius total disini, si ibu hanya disuntik dengan suatu obat tertentu sehingga tertidur beberapa saat, memang ada jenis obat yang disuntikkan secara intravena yang menyebabkan tertidur beberapa saat, tapi walaupun hanya sebentar tetap saja mempunyai resikonya, besar kecilnya tergantung kondisi si pasien. Ada juga yang diberi obat seperti kita mau kuret akibat keguguran, kita dibuat bingung, antara sadar dan tidak, jadi ketika dikuret kitanya masih merasakan, walupun tidak terlalu sakit. Kalau saya boleh kasih saran, sebaiknya ambil tindakan dengan resiko sekecil mungkin, ikuti prosedur senormal mungkin, kecuali ada hal-hal khusus yang mengharuskan adanya tindakan medis lain yang lebih beresiko. Selain lebih aman juga biayanya lebih murah, si ibu sudah pernah merasaka rasa sakit yang lebih hebat ketika melahirkan, jadi rasa sakit ketika dijahit tidak lebih sakit ketika melahirkan. Itu sekedar pendapat saya, kalau ada ibus yang mau tidak merasakan sakit ketika dijahit habis melahirkan, silakan. Mudah-mudahan bukan ajang bisnis buat dokternya. Sekali lagi saya mohon maaf dan bagi yang kurang berkenan, diskip aja ya. [Hm]
Ya benar sekali, dulu jamannya kakak masih jadi perawat banyak dokter, terutama yang masih ptt belajar dari perawat2nya, bahkan ada dokter yang tidak bisa pasang infus, suntik. Kebetulan suami kakakku dokter, dari dokter dan asisten sampai jadi suami dan istri. Kalau dari pengalaman memang lebih ahli kakakku, suaminya anak mami, apa2 harus di dorong dulu baru berani. Tapi kalau dokter memang lebih berhati2 dan manual book sekali. Untuk yang hamilnya kasus, dari jauh2 biasanya si pasien sudah dikasih tahu untuk di rujuk ke RS, soalnya Bidan kan tidak ada peralatan untuk operasi. Jadi yang kehamilannya bermasalah sekali dan mesti dicesar dirujuk ke RS relasi. Kalau kakakku karna suaminya praktek di honoris ya di rujuk ke honoris, untuk yang tidak mampu di honoris, ke RSU tempat kerjanya dulu, jadi prosesnya bisa lebih cepat karena banyak channel, kalau tidak ada koneksi tidak akan dilayanin dan lambat penanganannya, mereka lebih mementingkan pasien2nya. Semua RS atau bidan untuk anak pertama pasti di gunting. Untuk menghindari robekan yang jelek memang sebaiknya di gunting. Kalau kakak, dia juga lihat dulu mana yang bisa melahirkan tanpa di gunting dan tidak, tapi selama ini semua yang lahiran sama kakak yang tidak digunting, benar2 tidak robek V nya. Tapi dia tahu kalau memang harus digunting, ya tetap dilakukan. Tapi diusahakan guntingnya tidak
terlalu banyak. Untuk anak kedua dst, tidak ada sama sekali pasien yang di gunting, puji Tuhan, tidak ada kasus yang robek walaupun dia pernah menolong pasien yang berat badan bayinya 5 kilo (anak ke 2), mulus. Untuk apa pakai dibius total, orang tidak sakit, hanya terasa ngilu saja waktu benangnya ditarik. Yang sakit itu pemulihannya. Kalau mujur, 1 minggu sudah kering. Kalau aku dulu hampir 2 minggu baru kering. Kalau jahitan belum kering harus hati2, ada yang bisa robek lagi, kalau begitu harus dijahit lagi. Untuk buang airbesarnya harus di toilet yang duduk, jangan jongkok dulu, jahitanya bisa robek lagi. [Dw]
Mau tanya apa efeknya bius total dan bagaimana juga dengan bius lokal/epidural ? Untuk info, anak keduaku 10 bulan kan harus operasi yang agak besar untuk mengangkat lymphangioma di lengannya dan pastinya dengan bius total, inilah yang masih aku timbang2, aku masih takut. Tolong pencerahannya. Terima kasih. [Id]
Aku juga tidak pakai dibius, waktu mau melahirkan anak 1 juga diinduksi 12 jam , lumayan sekali sakitnya, jadi waktu lagi dijahit sudah baal, wah tidak kepikiran sakitnya lagi, aku malah langsung makan coklat soalnya kelaparan, dokternya sampai tanya, bu sakit tidak ? (dengan benang ditarik ke atas) , tidak dok, lanjut saja, saya makan dulu ya, lapar. Begitu juga waktu kelahiran anak ke 2, tapi yang ini tidak pakai diinduksi, tetap waktu di jahit biasa saja, tidak sakit sama sekali, dokternya sampe tidak PD Tanya terus, benar tidak sakit? Benar dok, saya lapar suster .. mana roti bakarnya belum dateng juga ? Untuk aku, lapar habis mengalahkan sakitnya dijahit. [Vn]
Bicara soal jahit menjahit, ada yang tahu mengenai istilah hemotop tidak ? ceritanya begini, waktu melahirkan January kemarin, aku kan masuk R.S karena pecah ketuban. Usia kehamilan sudah cukup : 39 minggu, pecah ketuban kira2 dari jam 8 pagi karena sudah ditunggu sampai jam 14 tidak ada bukaan, akhirnya dokter kasih aku obat untuk merangsang kontraksi, bukan pakai infus, sepertinya dia masukin sejenis tablet ke jalan lahir-ku. Aku tidak bisa jelas lagi lihat tabletnya, karena lagi mringis2 menahan sakit. Lalu, kira2 1/2 jam kemudian tiba2 langsung aku kontraksi, makin lama makin teratur sampai akhirnya aku mlahirkan anakku jam 18.45, waktu dijahit hanyabius lokal. Tapi karena baru merasakan sakitnya kontraksi tadi, ditambah bayi yang ditaruh di dada kita, jadi rasanya dijahit tidak ada apa2nya. Lalu, kira-kira 2 jam kemudian (mungkin efek bius lokal sudah hilang ya) aku merasakan sakit yang makin lama terasa teramat sangat di jalan lahir aku tadi. seperti orang mau melahirkan lagi, kaki-ku digerakin sedikit saja sakitnya terasa hebat, apalagi waktu di PD (periksa dalam) sama suster, wah mau mati rasanya. Padahal katanya musti di-PD biar tahu penyebabnya. Kebayang tidak, baru saja dijahit sudah di-obok2 lagi. Sudah dikasih ponstan sama susternya, tetap saja tidak mempan. Sekitar jam 10 malam, dokternya datang lagi dan akhirnya memutuskan aku harus dioperasi katanya kasusku ini namanya hemotop, inti dari keterangan beliau, katanya karena aku kekurangan protein selama masa kehamilan,maka pembuluh darahku itu rentan. Jadi setelah dijahit, ada pembuluh darah-ku yang pecah di bagian dalam sekitar jalan lahir dan darahnya membendung tidak bisa keluar karna meski aku sudah di-jahit dari luar makanya itu yang menyebabkan aku merasakan sakit yang amat sangat. Berarti jahitan harus dibuka lagi dan dijahit dari ulang. Karena dokter melihat aku sudah tidak tahan sakit (aku memang sudah seperti orang gila mengerang2 terus karena kesakitan luar biasa) akhirnya dia minta ijin suamiku untuk melakukan dengan jalan operasi dan bius total. Aku yang waktu itu lagi sakit luar biasa jadi kegirangan begitu tahu mau dibius. Yang penting aku bisa keluar dari penderitaan segera. Kalau aku dan suami-ku review lagi peristiwa itu, terus terang kita merasa tidak puas dan suamiku rada2 menyalahkan sang dokter. suami-ku merasa dokter-nya yang kurang rapi menjahit, sehingga yang didalam ada yang lupa dijahit, makanya pendarahan. Tapi kalau aku sendiri mikir, mungkin saja gara2 pakai tablet yang untuk mancing kontraksi itu aku jadi pendarahan. Soalnya setahu aku, itu kan obat baru (apa aku-nya yang baru denger?), biasanya kakak2 aku yang melahirkan di RS yang sama di-induksi pakai infus. Kita sudah tanya 2 dokter lain untuk tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dokter yang satu membenarkan tindakan dokter aku itu. Tapi dokter yang lain bilang tidak ada kasus seperti itu. Menurut dia, dokternya yang ketinggalan menjahit bagian dalam. Kira2, ada tidak ibus sekalian yang pernah mengalami atau mendengar kasus seperti aku ini? Memang, kekesalan hati aku tertutupi dengan pelayanan RS, terutama suster2 yang benar2 OK selama aku disitu. Tapi aku ingin tahu saja fakta sebenarnya, untuk aku jadikan patokan untuk kehamilan berikutnya. [Nl]
Aku waktu anak pertama juga kesakitannya waktu dijahit, waktu proses menuju kelahiran biasa saja, dsog-ku sampai bilang ‘wah ibu, tadi saja anteng sekarang meringis2′ padahal menahan sakit. Anak kedua juga sama, lebih sakit waktu dijahit, mungkin karena proses melahirkanku yang Alhamdulillah sangat cepat (anak pertama 3 jam setelah di RS anakku keluar, anak kedua 2 jam setelah sampai di RS juga sudah lahir) prosesnya, tapi setelah lihat anak lahir dengan selamat dan dikasih ke pangkuan kita pertama kali, rasa sakit itu tidak berasa sama sekali ya bu ? [Llk]
Sama juga, aku juga merasa waktu dijahit lebih sakit daripada waktu melahirkan, rasa sakitnya masih bisa aku rasakan sampai sekarang. [Ni]
Efek bius total cukup banyak dari mulai yang kecil seperti muntah, sampai yang besar seperti keterusan anestesinya, atau aspirasi (masuknya benda asing ke paru-paru, berakibat lebih fatal lagi). Tapi saya sarankan jangan terlalu memikirkan efek sampingnya tapi memikirkan benefit dan alasan mengapa harus dilakukan bius total. Di email sebelumnya terkesan saya tidak menganjurkan untuk bius total, dengan menekankan efek sampingnya yang tidak sederhana, maksudnya sebagai pertimbangan bahwa ketika kita menerima perlakuan medis perlu dipikirkan efek dan benefitnya, maksud saya sebandingtidak dengan jenis penyakitnya (hal yang ingin ditanggulanginya), Contoh: sebanding tidak menjahit sekitar 5 cm-an, letaknya dipermukaan tubuh lagi, dengan dilakukannya bius total, dengan segala efek negative yang mungkin terjadi. Atau contoh yang lain lagi seorang ibu yang ingin melahirkan dengan cara di cesar tanpa indikasi medis yang kuat, “sekedar” ingin sesuai dengan tanggal yang diinginkan atau supaya tidak sakit dan vaginanya tetap utuh, sebanding tidak alasan tersebut dengan efek bius total yang justru bias berbahaya baik bagi si ibu maupun bayinya, selain tentunya biaya yang jauh lebih mahal. Kalau untuk bayinya, memang tergantung letak dan besarnyajaringan yang akan dioperasi, kalau sekiranya memakan waktu dan luasdaerahnya, harus dibius total, apalagi anak-anak (bayi), karena dengan dibius total anak akan diam dan tidak akan meronta-ronta, dimana buat operator sangat membantu sekali dan juga buat si kecil sepeti lebih aman.Dengan alasan seperti ini saya cenderung tidak terlalu memikirkan efek samping bius total, karena untuk sebuah operasi yang di rencanakan maka persiapannya pun akan dilakukan dengan teliti dan cermat, mulai pemeriksaan fisik, persiapan lambung (puasa), roentgen dll, dimana hal ini akan memperkecil resiko dari bius total itu sendiri. Kalau soal bius local salah satunya adalah epidural, biasanya dilakukan untuk cesar atau persalinan normal tanpa ingin merasakan sakitnya kontraksi, efeknya tentu lebih sedikit ketimbang bius total, saya tidak tahu yang dimaksud ini masih ada hubungannya dengan operasi bayi atau tidak. Selanjutnya kita lewat japri saja ya. Maaf kalau ada yang salah. [Hm]
Omong-omong tentang kuret, Agustus tahun lalu aku juga dikuret karena blighted ovum. Saat itu aku dibius total, disuruh tidur dan sama sekali tidak tahu apa yang terjadi. Yang aku alami begitu bangun aku sudah di kamar dan sudah rapi jali dan dibangunkan oleh suster. Setelah itu aku sempat sms-an sama temanku yang jadi dokter puskesmas di pedalaman Lampung. Dia cerita hari itu dia juga melakukan kuret tapi cuma di bius lokal, jadi si ibu masih tahu apa yang dikerjakan temanku yang dokter itu. Kata temenku sih orang kota manja jadi daripada rewel disuntik tidur saja. Tapi aku tidak tahu kebenarannya. [Rn]
Kalau saya terus terang lebih sakit waktu di jahit dari pada waktu melahirkan, mungkin aneh kali kedengarannya, tapi waktu melahirkan, saya merasa ikhlas sekali, istilahnya mau di kasih sakit seperti bagaimana juga ok saja, yang berefek dengan tidak sakit. Tapi setelah selesai, bawaannya ingin cepat2 melihat anak, ketemu mamah, bapak, dll, tapi ternyata di jahit dulu (yang perasaan lama sekali), ya sudah, jadi berasa sakit. [Tt]
Kalau aku bukan dijahit lagi waktu anak pertama tapi di obras karena banyaknya. [Am]
Aku dua kali melahirkan, selalu dibantu pakai masukin obat dari bawah buat membantu buka jalan lahir. Aku dimasukannya setelah bukaan 3 atau 4, padahal tidak ada masalah apa2 sebelumnya, dokterku kelihatannya selalu kasih obat tersebut untuk pasien2nya. Sesudah dimasukan obatnya, kalau anak pertama ku proses sampai lahirnya kurang lebih 5-6 jam, kalau anakku yang ke-2 cepat sekali, 2 jam-an. Dan selama proses itu aku pasti dikasih obat penahan rasa sakit yang bikin mengantuk (epidural ya namanya?). Tapi sudahnya tidak ada masalah, Alhamdulillah dari proses keluarnya sampai jahitnya tidak ada masalah apa2. Malah aku langsung bisa berdiri sesudah dibawa ke kamar, dari anak pertama aku langsung keramas sendiri. Jadi keliatannya, masalah jahitan yang sakit sekali bukan karena pil itu. [Nl]
Kalau dokterku yang kehamilan ketiga ini, dari jauh2 sudah bilang, tidak akan kasih obat semacam itu sama aku kecuali memang dianggapnya perlu. [In]
Aku juga pakai obat itu, setelah 11 jam pembukaan dua melulu tidak bertambah, sebelum dimasukan kedalam, dokterku tunjukan obat itu ditelunjuknya sambil minta izin: “saya mau masukan obat ini ya bu, buat bantu pembukaan”, setelah itu baru tambah jadi pembukaan 4 terus lama lagi tidak nambah-nambah dokterku minta izin lagi untuk rangsang pakai suntik, setelah pembukaan 6 baru ketubanku di pecahkan. menurutku juga obat itu memang tidak ada hubungannya sama sakit saat proses menjahit, karena gunanya buat membantu pembukaan jalan lahir. [Rth]
Jadi, mungkin bener juga ya, pendarahan aku itu bukan karena obat yang dimasukin itu. Dari sharing pengalaman lainnya yang hampir sama dengan aku, sepertinya kasus kita sama ya, sudah selesai dijahit, tapi terpaksa episotomi harus dibuka ulang dan dijahit kembali karena adanya pendarahan di dalam. Hanya saja penyebab sebenarnya itu yang kita yang tidak kita tahu. Waktu itu kenapa kita tidak complaint atau tanya penyebabnya ke dokter ya ? Mungkin karena kita pasrah saja ya, yang penting sakitnya sudah hilang. Memang itu juga kelemahan kita sebagai pasien, segan bertanya macam2 ke dokter, takut kalah kalau adu argumen. Aku juga malas tanya2 ke dokterku. Karena aku pikir, yang penting akunya sudah tidak rasa sakit lagi. Malah waktu suami-ku pingin mempersoalkan ke dokter-ku itu, aku malahmenghalanginya. Aku bilang, “ya sudahlah pa, yang penting anak kita sehat, aku juga sudah sehat”. Beruntung sekali ya dokter2 di Indonesia kalau dapat pasien seperti aku ini. Padahal bukan cuma itu saja sebenarnya yang mau kita complaint ke dokterku itu. Pusar anakku saja nariknya kepanjangan, akhirnya kelihatan agak bodong. lain dengan pusar anak adik-ku yang lahir 4 bulan kemudian di RS yang sama (tapi lain dokter). bagus sekali. Masa dokter tidak bisa memperkirakan panjang yang musti dipotong ya? Kesal sekali, nanti anakku kalau sudah besar kan takut malu kalau lagi pakai celana renang, tapi ya sudahlah, sekali lagi, yang penting si anakku sehat. [Ny]
No comments:
Post a Comment