Prayers Tarawaih, Witir, Tahajud

Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Alhamdulillah, Washshalatu wassalamu `ala Rasulillah, wa ba’d.

Indonesia

Sunnah Berjamaah Dalam tarawih
Shalat tarawih pada bulan Ramadhan dengan berjamaah mengikuti satu imam adalah sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah RA:


Sesungguhnya Nabi SAW shalat di masjid lalu orang-orang ikut shalat bersama mengikuti beliau, lalu pada malam kedua beliau shalat lagi dan orang-orang sudah banyak (yang ikut), kemudian orang-orang berkumpul pada malam ketiga atau keempat, tapi Rasulullah SAW tidak keluar menemui mereka. Ketika sudah pagi beliau bersabda: “Saya sudah melihat apa yang kalian lakukan, tidak ada yang menghalangiku untuk keluar menemui kalian kecuali karena aku takut kalau (shalat tarawih) itu diwajibkan atas kamu semua”. (Muttafaq ‘Alaih).

Dan para ulama sepakat bahwa kejadian itu terjadi pada bulan Ramadhan. Ada juga hadits yang diriwayatkan oleh Abdur Rahman bin ‘Abd Al-Qari, beliau berkata:


Suatu ketika saya keluar bersama Umar bin Khatthab pada bulan Ramadhan ke masjid ternyata orang-orang berpencar-pencar terpisah; Ada yang shalat sendirian, ada yang shalat lalu diikuti oleh beberapa orang, lalu Umar berkata: Saya punya pendapat seandainya saya dapat mengumpulkan mereka dengan satu imam tentu akan lebih baik, kemudian beliau bertekad untuk mengumpulkan mereka dengan imam Ubay bin Ka‘ab. Kemudian saya keluar lagi brsama beliau pada malam yang lain, dan orang-orang sedang shalat berjamaah dengan mengikuti satu imam. Lalu Umar berkata: “Inilah bid‘ah yang bagus, dan orang-orang yang tidur lebih baik dari pada yang ikut shalat malam ini (maksud beliau yang tidur di sore hari untuk bangun shalat tarawih di akhir malam), dan orang-orang saat itu shalat di permulaan malam”. (HR. Bukhari).

Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa shalat tarawih dari dahulu dilakukan dengan berjamaah, yaitu sejak masa pemerintahan Umar bin Khattab hingga sekarang ini. Shalawa tarawih berjamaah hanya sempat berhenti selama akhir masa hayat Rasulullah dan masa khilafah Abu Bakar yang hanya 2 tahunan itu.

Namun tidak apa-apa bagi anda untuk shalat tarawih di rumah karena tarwih itu sunnah, tapi jika anda shalat bersama imam di masjid tentu lebih utama sesuai dengan ajaran Nabi SAW kepada para sahabatnya ketika beliau shalat bersama mereka beberapa malam hingga sepertiga malam, ada salah satu sahabat yang mengusulkan kepada beliau:


“Seandainya engkau memberikan tuntunan shalat sunnah untuk sisa malam kita ini?. Akhirnya Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang shalat bersama imam sehingga imam tersebut pergi (selesai shalat) maka Allah akan menulis bagi (ma‘mum) tersebut shalat semalam suntuk”. (HR. Ahmad dan Ashabus Sunan dengan sanad hasan, dari hadits Abu Dzar RA)

Pembagian Rakaat Tarawih
Yang paling masyhur adalah dengan mengerjakan dua rakaat dan salam. Sedangkan hadits yang menyebutkan empat rakat itu banyak dipahami sebagai empat rakat tapi diselingin salam. Jadi setelah melakukan shalat empat rakaat dengan dua salam, ada jeda waktu untuk sekedar istirahat. Baru kemudian diteruskan dengan empat rakaat lainnya tapi tetap dengan dua salam.

Tapi memang ada sebagian yang melakukannya dengan 4 raka’at sekaligus tanpa salam. Dalam hadits Bukhari riwayat ‘Asiyah ra dijelaskan bahwa cara Rasulullah SAW menjalankannya shalat malam adalah dengan melakukan tiga kali salam masing-masing terdiri dari 4 rakaat yang sangat panjang ditambah dengan 4 rakat yang panjang pula ditambah 3 rakaat sebagai penutup.

Namun untuk dua rakaat, dasarnya adalah hadits dari Ibnu Umar ra yang menceritakan bahwa seorang shahabat bertanya kepada Rasulullah SAW tentang cara Rasulullah SAW mendirikan shalat malam beliau menjawab :


‘Shalat malam didirikan dua rakaat-dua rakaat. Jika dia khawatir akan tibanya waktu shubuh, mak hendaklah menutupnya dengan satu rakat. (Muttafaq ‘alaih – Lihat Al-Lu‘lu‘ wal Marjan : 432).

Hal ini ditegaskan fi‘liyah Rasulullah SAW dalam hadits Muslim dan Malik ra (Lihat Syarh Shahih Muslim 6/46-47;Allah SWT;-Muwaththa‘ dalam Tanwir : 143-144).

Dengan demikian shalat malam termasuk tarawih dapat didirikan dengan dua rakaat dan ditutup dengan satu raka’at atau tiga raka’at dua kali salam atau empat rakaat empat raka’at dan ditutup dengan tiga rakaat.

Shalat Tarawih Dan Malamnya Tahajud
Umumnya para ulama membedakan shalat tawarih dan tahajjud. Namun sebagian pendapat dari kalangan ulama memang ada yang menyamakan shalat tahajjud dengan shalat tarawih. Yang membedakannya menurut mereka hanyalah penamaannya saja. Yaitu bila di dalam bulan Ramadhan dinamakan dengan tarawih dan bila di luar ramadhan dinamakan dengan tahajjud atau qiyamullail.

Dasar pendapat mereka adalah keterangan dari hadits ‘Aisyah bahwa shalat malamnya Rasulullah SAW itu tidak lebih dari 11 rakaat baik di dalam ramadhan ataupun di luar ramadhan.


Dari Aisyah ra bahwa Rasulullah SAW tidak pernah menambah di dalam ramadhan dan di luar Ramadhan dari 11 rakaat. (HR. Bukhari).

Sedangkan menurut jumhur (mayoritas) ulama, ada perbedaan antara shalat tarawih dan shalat tahajjud dari segala sisinya. Tidak sebagaimana kalangan yang kami sebutkan, jumhur ulama mengatakan bahwa shalat tarawih memang sebuah jenis ibadah shalat sunnat khusus yang dilakukan hanya di bulan ramadhan dan dikerjakan setelah selesai shalat Isya’ berjamaah di masjid.

Sedangkan tahajjud adalah shalat sunnah yang dilakukan pada bulan ramadhan dan juga di luar bulan ramadhan. Dilakukan setelah bangun malam, artinya harus didahului dengan tidur sebelumnya. Melakukan shalat tarawih setelah shalat Isya’ sebanyak 23 rakaat di masa Umar ra adalah ijma’ para shahabat. Tidak ada seorang pun shahabat Rasulullah SAW yang menolaknya sehingga bisa dikatakan bahwa jumlah rakaat yang 23 itu merupakan ijma‘ shahabat.

Dengan adanya kepastian riwayat tentang jumlah rakaat tarawih yang dilakukan oleh semua shahabat, maka kebanyakan ulama mengatakan bahwa rakaat tarawih itu adalah shalat khusus di bulan ramadhan selepas shalat isya‘ dengan 23 rakaat.

Namun ada juga yang mengatakan bahwa shalat bahwa shalat tarawih itu dilakukan dengan 11 rakaat meski tetap dilakukan selepas shalat ‘Isya. Dalilnya adalah hadits berikut ini


Dari Malik dari As-Saib bin Yazid berkata,”Umar memerintahkan kepada Ubay bin Kaab dan Tamim Ad-Dary untuk mengimami orang-orang shalat tarawih dengan 11 rakaat. Terkadang imam membaca ratusan ayat sehingga kami bertekan pada tongkat saking lamanya. Kami tidak selesai dari shalat itu kecuali menjelang fajar.

Bahkan penduduk Madinah di masa lalu pernah mengerjakan shalat tarawih lebih dari 23 rakat. Yaitu mereka mengerjakan 36 rakaat terutama di masa Umat Bin Abdul Aziz.

Namun para ulama mengatakan bahwa 36 rakaat itu hanya berlaku buat penduduk Madinah saja karena mereka punya hak bermunafasah (bersaing) dengan penduduk Mekaah. Karena penduduk Mekkah menambah shalat mereka yang 23 rakaat dengan tawaf sehingga pahalanya lebih banyak. Untuk itu, khusus bagi penduduk Madinah, agar bisa menyaingi pahala orang Mekkah, mereka menambah bilangan rakaat menjadi 36. Tapi ini hanya berlaku untuk Madinah saja.

Hadits yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW tidak menambah dari 11 rakaat shalat malamnya di dalam Ramadhan dan di luar Ramadhan adalah dalam pengertian shalat witir atau shalat malam. Tidak termasuk shalat tarawih di bulan Ramadhan.

Tahajjud dan Witir
Witir adalah shalat sunnah penutup shalat malam, baik pada bulan ramadhan maupun di luar bulan ramadhan. Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.


English

Sunnah of congregational In tarawih
Tarawih prayers in congregation during Ramadan to follow one imam is a Sunnah that taught by the Prophet SAW. Evidence for this is the hadeeth narrated by 'Aisha RA:


Indeed the Prophet prayed in the mosque and the people participate in prayer together follow him, then on the second night he prayed again and had a lot of people (participating), then the people gathered on the third or fourth night, but the Prophet did not exit meet them. When it was morning he said: "I've seen what you do, nothing is keeping to come out to you except because I'm afraid that (Tarawih) was prescribed for you all." (Muttafaq 'Alaih).

And the scholars agreed that the incident took place during Ramadan. There is also a hadeeth narrated by Abdur Rahman bin 'Abd al-Qari, he said:


One time I went out with Umar ibn Khatthab during Ramadan to the mosque turned out to people scattered separately; There is a prayer alone, there are prayers and then followed by several people, then Umar said: I have an opinion if I can collect them with a single the priest would be better, then he is determined to collect them by priests Ubay bin Ka'ab. Then I went out again brsama him on another night, and people were praying in congregation by following one imam. Then Umar said: "This is a great heresy, and those who slept better than who participate in prayer on this night (which meant he slept in the afternoon to wake tarawih prayers at the end of the night), and the people at that time pray at the beginning of the night ". (Narrated by Bukhari).

From the above explanation it is clear that from the previously performed tarawih prayers with congregation, which since the reign of Umar ibn al-Khattab until now. Shalawa tarawih congregation, stopping only during the end of the period certainly as Prophet and Abu Bakr's empire that only 2 annual.

But it's okay for you to pray at home because tarwih tarawih's sunnah, but if you pray with the priest in the mosque is better, in accordance with the teachings of the Prophet to his companions when he prays with them several nights until the third night, no one friend who suggested to him:


"If you give guidance for the rest of the night praying sunnah are we?. Finally, the Prophet said: "Whoever prays with the priest so the priest is gone (finished the prayer) then Allah will write for (ma'mum) are praying all night long." (Narrated by Ahmad and Sunan with isnaad Ashabus hasan, from the hadeeth of Abu Dhar RA)

Distribution fitr tarawih
The most famous is by doing two cycles and salutations. While mentioning the hadeeth of the four communities that many understood as four community but diselingin greetings. So after four cycles of prayer with two bay, there is a lag time to just rest. Only then continued with four other cycles but remain with the two greetings.

But there are some who do it with four rak'ah at once without any salutation. In Bukhari hadith history 'Assia ra Prophet explained that the way to run prayer night is to do three times in greeting each consisting of four cycles of a very long plus the length of four community who also added three cycles as a cover.

However, for two cycles, basically that is the hadeeth of Ibn 'Umar who reported that a shahabat asked the Messenger of Allah SAW PBUH about how to set up the night prayer he said:


'Prayer tonight founded two cycles or two cycles. If he's worried about the arrival time shubuh, the mother should close it with one community. (Muttafaq 'alaih - See Al-Lu'lu' wal-Marjan: 432).

This is confirmed fi'liyah Prophet in the hadith of Muslim and Malik (See Sharh Saheeh Muslim, 6/46-47; Allah Almighty;-Muwatta 'in Tanwir: 143-144).

Thus prayer night including tarawih can be established with two cycles and closed with one rak'ah rak'ah twice or three or four cycles of four greetings rak'ah and closed with three cycles.

And later that night Tahajud Tarawih
Scholars generally distinguish tawarih and Tahajjud prayer. But some opinions from the scholars there who equate prayer with prayer tarawih Tahajjud. Which differentiate according to them is just penamaannya only. That is, if in the month of Ramadan is called the tarawih and outside the mall when called with Tahajjud or qiyamullail.

Their opinion is a basic description of the hadith 'A'ishah that the Prophet prayed that night that no more than 11 cycles either in or outside of ramadan ramadhan.


From 'A'ishah that the Prophet was never more in Ramadan Ramadan and outside of the 11 cycles. (Narrated by Bukhari).

While according jumhur (majority) of the clergy, there is a difference between prayer and prayer tarawih Tahajjud from all sides. Not as circles which we have mentioned, that scholars jumhur tarawih prayers are a type of worship a special voluntary prayer performed only in the month of ramadan and was done after they finish praying Isha 'in congregation at the mosque.

While Tahajjud is sunnah prayer done in the month of ramadan and also beyond the month of ramadan. Done after you wake up tonight, that means must be preceded by the previous sleep. Tarawih prayers after Isha prayers' as many as 23 cycles in the period of Umar was the consensus of the shahabat. No one who rejects Prophet shahabat so that it can be said that the number of cycles of the 23 was a consensus shahabat.

With the assurance of history about the number of cycles tarawih done by all shahabat, most scholars say that it is rakaat tarawih special prayers in the month of ramadan after evening prayers' with 23 cycles.

But there is also saying that prayer that tarawih prayers were performed with 11 cycles despite still being done after praying 'Isha. The evidence for this is the following hadith


From Malik from As-Saib bin Yazid said, "Umar ordered Ubay ibn Ka'b and Tamim Ad-Dary to lead people tarawih prayers with 11 cycles. Sometimes the priest read hundreds of verses, so we lean on the stick so duration. We are not finished from it except the pre-dawn prayers.

Even the people of Madinah in the past ever pray tarawih more than 23 communities. Ie they work on 36 cycles, especially in the Ummah Bin Abdul Aziz.

But the scholars say that 36 cycles was only valid for residents of Medina just because they have the right bermunafasah (compete) with a population Mekaah. Because of the people of Mecca to add their prayers tawaf 23 cycles with so much more reward. For that purpose, especially for the people of Madinah, in order to compete with the wage of Mecca, they add numbers to 36 cycles. But this only applies to Medina alone.

Hadith which states that the Prophet SAW did not increase from 11 cycles of evening prayers inside and outside of Ramadhan Ramadhan is in the sense witir prayer or prayer night. Excluding tarawih prayers in Ramadan.

Tahajjud and Witir
Witir are praying sunnah prayer night cap, both in and outside the month of ramadan ramadhan. Ajma Iyyakum Hadaanallahu Wa `in, Allaah A` in Bish-shawab,
Wa `Alaykum Warahmatullahi Wassalamu barakaatuhu.

No comments:

Post a Comment

Powered by Olark